Jumat, 14 Juni 2013

gejolak darah muda

Gejolak Darah Muda, Ketemu di Jalanan Kairo Lalu Bentrok, 120 Terluka


Gejolak Darah Muda, Ketemu di Jalanan Kairo Lalu Bentrok, 120 Terluka - Waduh, Dulu Kawan, Sekarang Lawan - Bentrok di KairoBentrok di Kairo

LENSAINDONESIA.COM: Orang-orang muda yang menjadi anggota gerakan liberal dan para pendukung dari “Ikhwanul Muslimin” bentrok di luar gedung parlemen di Kairo, Rabu (1/2/2012). Bermula dari saling debat, lama kelemaan terjadi bentrok fisik antar mereka.
Beberapa media Teluk melansir, kelompok liberal Mesir dan pemimpin oposisi mengadakan pawai menuju ke Majelis Nasional, mereka menuntut transfer kekuasaan cepat dari angkatan bersenjata ke Parlemen. Perwakilan sayap pemuda dari “Ikhwanul Muslimin” berusaha untuk memblokir jalan mereka sehingga terjadi bentrokan.
Pihak militer memegang kekuasaan kepala negara sampai pemilihan presiden yang akan diselenggarakan paling lambat 30 Juni. Kekuatan politik terbesar di Mesir, “Ikhwanul Muslimin” mendukung transfer kekuasaan sesuai dengan jadwal tersebut. Sedangkan kubu lainnya ingin mempercepat proses transfer kekuasaan.

Selasa, 30 April 2013

managemen syariah


MANAJEMEN SYARIAH - CV.KARYA MANDIRI
Pengalaman menjadi pengusaha tidak hanya bagaimana mereka mempelajari secara teoritis tentang bisnis akan tetapi berapa lama mereka bertahan menjadi pengusaha dan menuliskan pengalaman mereka sehingga bisa sampai sekarang ini. Nah, pada kesempatan kali ini kami akan berbagi pengalaman menulusuri kampung printing, yang katanya menjadi salah satu tempat printing terbesar dan terlengkap di indonesia tepatnya di kampung kepu selatan, jakarta pusat. Kalo temen-temen mencoba berjalan-jalan atau mengelilingi kampung kepu selatan ini maka everywhere every place pasti nemuin yang namanya printing baik yang manual maupun yang digital. Kok bisa? Ya memang kampung ini telah hadir sudah sejak lama kira-kira hadir tahun 1980-an. Printing nya pun beragam ada yang masih kecil adapun yang sudah besar baik gedung maupun produksinya. Kali ini ayo kita masuk dan mencari tahu informasi tentang kinerja, produksi, dan asset yang telah dimiliki oleh perusahaan printing ini. by the way, katanya ya para konsumen bukan hanya dari jakarta saja, apalagi jawa, tapi udah menglobal yap se indonesia dan beberapa negara tetangga seperti malaysia, singapura yang tidak kalah penting nya arab saudi pun ikut andil menjadi konsumen di sini. Mungkin karena ongkos produksi yang murah dengan kualitas yang bagus. Exactly, beberapa departement pemerintahan juga ikut andil dalam mengkonsumsi printing di sini seperti DPRD, Kementrian dan sebagainya. Maka dari itu lah kampung kepu selatan ini menjadi pusat percetakan dan printing di jakarta maupun indonesia. Wah wah, pasti udah kepo kan? Santai, dont worry semuanya akan kami jelaskan disini. Jangan lupa pegangan ya hihi..
Let’s check it out, perusahaan yang didirikan oleh pak Ali Sumasna sejak tahun 1993 ini didrikan dengan modal 50.000 ya Rp. 50.000 saja, berkat usaha dan kegigihan Ali dan konsistensi nya dalam menjalankan usaha ini bapak ini sekarang mendapatkan omset satu bulan sekitar Rp. 30 juta. Seperti yang di ceritakan Bu Ali kehidupan mereka dulu sangatlah memprihatinkan menyewa kontrakan dan juga belum memiliki mesin. Pak Ali lah yang mencoba eksperimen berkarya merakit dan men design bagaimana usaha ini bisa berkembang. Orderan sajadah sebanyak 100 buah yang pertama kali datang kepada kami inilah yang membuat kami bisa seperti sekarang ini. Memang tidak menyangka dengan bangunan rumah sebagai tempat produksi atau bahasa kerennya Home Production bisa menghasilkan puluhan juta rupiah. Subhanallah. Semua itu tidak terlepas dari keinginan untuk maju dan terus berkarya.
Perusahaan ini diberi nama dengan nama CV. KARYA MANDIRI (Production & Promotion) jeng jeng jeng. Tau gak sob, nama perusahaan ini telah berganti beberapa kali seperti Sahabat Printing namun seperti yang dikatakan pak Ali, CV. KARYA MANDIRI lah yang masih tetap dikenal orang. KARYA MANDIRI memiliki arti tersendiri bagi pak Ali dan juga keluarganya, dimana karya merupakan hasil buatan dan mandiri yakni sendiri, “berkarya sendiri biar hidup mandiri” ya inilah kata yang terlontar dari mulut pak ali.
Untuk proses produksi ini CV. KARYA MANDIRI sudah tergolong besar, tetapi unik nya perusahaan ini bisa mencetak satuan, ini karena perusahaan ini memiliki metode merakyat, ujar pak ali. Jadi kebanyakan perinting di daerah sini karena menggunakan mesin mereka sulit untuk memproduksi pesanan yang jumlah nya tergolong sedikit, maka dari itu mereka meminta bantuan kepada pak ali. Juga apabila terdapat kesalahan dalam printing maka pak ali dapat meng handle nya dan memperbaiki apa yang ingin di perbaiki. Perusahaan ini juga tergolong Go green dan tidak merusak lingkungan, karena tidak menghasilkan sampah tinta yang kebanyakan di buang ke saluran air dan juga mesin yang di gunakan tidak menghasilkan polusi suara. Semua yang kami produksi tidak mengganggu tetangga dan lingkungan, ucap ibu Ali. Proses produksi dilakukan pada jam 09.00-16.00 (jam operasional kerja) dan juga dari jam 20.00-03.00 (jam kerja malam), akan tetapi jam kerja malam ini memiliki perbedaan dengan jam kerja biasa yakni dalam hal upah, pekerja mendapatkan upah perjam dan uang makan tambahan setelah menyelasaikan pekerjaan pada pukul 03.00 pagi.
Apa yang melatar belakangi usaha ini?
Ya pertama kali usaha ini di buat karena melihat banyak nya permintaan terhadap hal printing – memrinting, cetak-mencetak, dan juga design-mendesign. Karena pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus di indonesia maka pergerakan terhadap hal printing semakin lama juga semakin banyak. Untuk itu lah melihat peluang ini bapak Ali bersikukuh dan memantapkan untuk membuka usaha ini dengan cita-cita beliau agar menyerap banyak pengangguran.
Bagaimana dengan sistem kerja, upah  dan pemberian hak kepada pekerja?
Memang usaha kami ini merupakan usaha keluarga, tetapi tetap ada bagian yang akan di dapatkan sesuai dengan berapa banyak yang ia produksi. Untuk usaha kami sendiri kami memiliki 6 karyawan aktif yang bekerja untuk kami, ujar pak Ali. Gaji yang di berikan berbeda sesuai dengan bidangnya, untuk bagian proses produksi nya itu di berikan sebesar Rp. 500.000/minggu dan untuk bagian finishingnya itu sebesar Rp. 350.000/minggu. Akan tetapi hal yang paling di utamakan kerja pada CV. Mandiri ini untuk makan dan tempat tinggal sudah di sediakan di sini. Hal ini yang menjadi kebanggaan bapak Ali dimana ia dapat memperdayakan pekerjanya dan juga masyarakat sekitar, siapa yang mau kerja ayo kesini tetapi harus memiliki skill dan keterampilan. Banyak karyawan disini yang bekerja memisahkan diri atau keluar dan melanjutkan dengan usaha sendiri. Bu ali berkata, “ya kami dengan senang hati jika ia ingin keluar dan membuka usaha sendiri, bagus kan kalau ia berpikir untuk bisa mandiri dan membuka lapangan pekerjaan lagi”. Saya tidak mempermasalahkan itu semua toh rezeki sudah ada yang ngatur sambut pak Ali.
Siapa saja dan dari mana saja konsumen CV. Mandiri?
Seperti yang sudah di jelaskan tadi konsumen berasal dari luar daerah dan luar negri. Banyak dari pihak pemerintahan datang kesini, seperti DPRD kampar Riau dan juga konsumen yang ada di papua. Terlebih ada juga yang memesan sticker bola dari Malaysia, serta sablon dari Arab saudi. Walaupun usaha saya dalam gang dan juga bentuknya seperti rumah tetapi jangan salah konsumen saya berasal dari luar negri, ujar pak ali dengan tersenyum.
Adakah kiat-kiat bapak Ali dalam mengembangkan usaha?
Usaha ini dilaksanakan dengan tidak membebankan kepada konsumen dengan biaya yang mahal, juga bisa menerima satuan untuk di sablon atau di printing. Bapak Ali juga telah membuat blig yang bisa di kunjungi para konsumen serta pemesanan secara online sehingga memudahkan para pelanggan. Serta pemberian makanan dan tempat tinggal kepada karyawan sehingga mereka betah untuk bekerja.
Apakah ada keinginan untuk mengembang kan usaha ini?
Keinginan itu memang sudah ada sejak lama seperti pembukaan cabang di daerah tangerang dan bogor, tetapi tidak berjalan efektif seperti yang di inginkan, tetap saja orderan yang banyak dari pusat dan mereka lebih mengenal yang disini, ujar pak Ali. CV. Karya Mandiri juga ingin mengembangkan usahanya dengan membuka gedung baru yang lebih besar dan menambah mesin produksi.
Kendala apa saja yang sering di dapat? Dan adakah prinsip-prinsip syariah disini?
Untuk masalah produksi kami tidak pernah mengalami kendala sejauh ini, akan tetapi lebih kepada SDM yang memiliki skill dan keterampilan dalam hal ini, kata Pak Ali. Untuk prinsip-prinsip syariah disini sudah terlihat dari pemberian makan kepada para pekerja dan meberikan hak untuk bekerja dan berhenti. Tidak ada yang terkekang disini. Antara Pak Ali dan pekerja nya begitu akrab, dan juga tidak ada kasta yang memisahkan mereka. Untuk kebebasan beragama juga di berikan mereka yang muslim di berikan ruangan untuk sholat dan tentunya waktu untuk melaksanakannya.
Bagaimana manajemen di CV. KARYA MANDIRI ini?
Kami belum memiliki Manajemen seperti di perusahaan-perusahaan printing yang lainnya, Struktur ya kepemilikan oleh Pak Ali Sumasna dan untuk pencatatan pemesanan, pembiayaan dilakukan oleh saya, Ujar ibu Ali (Istri Pak Ali). Ada juga anak Pak Ali yang baru duduk di bangku kelas 1 SMK yang sering membantu dalam proses mendesign. Jangan dianggap enteng, walaupun kecil-kecil gini kemampuan sudah jauh luar biasa. Saya sebagai mahasiswa merasa malu hehe. Melihat kemahirannya mengutak atik photoshop dan kecepatannya dalam meng edit perlu di acungi jempol.
          Ya begitulah hasil ekspedisi kami dalam mencari sesosok pengusaha yang notabenenya adalah acuan kami untuk bisa belajar lebih dan lebih. Satu pelajaran penting yang kami dapatkan adalah bagaimana kita memiliki komitment dan kesungguhan dalam berusaha. Seperti kata ALLAH “MAN JADDA WA JADDA”, siapa yang bersungguh sungguh pasti ia mendapat. Cukup sampai disini dulu semoga tetap semangat menjalani hari-hari mu sob and sist. Wassalam. Peace love and be enterpreneur. See you
Saran
Untuk CV. KARYA MANDIRI sudah cukup menginspirasi. Akan tetapi ada kekurangan di bagian manajemen perusahaan yang seharusnya ada pembagian dan pengorganisasian dalam perusahaan ini. Seperti bagian accounting, pencatatan dan juga bendahara. Agar perusahan ini dapat berjalan sesuai keinginan dan berkembang. Karena dengan ada nya pembagian kerja jadi bisa mengoptimalkan proses produksi, meningkatkan laba dan juga memasarkan CV. KARYA MANDIRI agar lebih di kenal orang. Promosi yang lebih mungkin bisa menambah andil CV ini dalam hal dunia percetakan di Indonesia. Manajemen yang baik merupakan awal perusahaan yang baik.


            V ini dalam hal dunia percetakan di Indonesia. Manajemen yang baik merupakan awal perusahaan yang baik.

Minggu, 24 Februari 2013

apa itu organisasi

Pengertian Organisasi, Organisasi sebagai wadah dan proses

Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Pengorganisasian
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Organisasi sebagai wadah
Organisasi dapat juga dikatakan sebagai salah satu jenis wadah perlengkapan di masyarakat yang dibuat oleh orang-orang dengan tujuan dapat memperoleh efesiensi kerja tertentu yang sebesar-besarnya. Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada itu sebabnya organisasi dikatakan sebagai wadah
jadi yang dimaksud organisasi sebagai wadah ialah tempat dimana kita melakukan kegiatan bersama, bertukar ilmu, bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat dan lain lain guna mencapai tujuan dan cita-cita bersama. sebagai contoh OSIS
Organisasi sebagai proses
yaitu organisasi sebagai suatu sistem proses interaksi antara orang-orang yang bekerjasama, baik formal maupun informal.Baik saat pembagian kerja maupun cara bekerja sama. Organisasi dapat dikatakan juga  suatu tempat dimana proses kita  mengembangkan, memperdalam kemampuan dan mendewasakan diri  ke arah yang lebih baik terjadi.

Sabtu, 16 Februari 2013

LAFADZ ‘AM DAN KHAS

A.        PENDAHULUAN
   Salah satu unsur penting yang digunakan sebagai pendekatan dalam mengkaji Islam adalah Ilmu Ushul Fiqh, yaitu ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang dijadikan pedoman dalam menetapkan hukum-hukum syari’at yang bersifat amaliyah yang diperoleh melalui dalil-dalil yang rinci. Melalui kaidah-kaidah Ushul Fiqh akan diketahui nash-nash syara’ dan hukum-hukum yang ditunjukkannya.
     Diantara kaidah-kaidah Ushul Fiqh yang penting diketahui adalah Istinbath dari segi kebahasaan, salah satunya adalah lafadz ‘am dan lafadz  khas.
      Di dalam makalah ini akan membahas lafadz ‘am dan lafadh khas secara lebih mendalam.
B. RUMUSAN MASALAH
          Dari pemaparan pendahuluan di atas , terdapat permasalahan – permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian lafadz ‘Am dan Khas, dan apa saja bentuk – bentuknya?
2. Apa saja macam – macam ‘am?
3. Bagaimana dalalah lafadz ‘Am dan Khas?
                  C.PEMBAHASAN
1.    Pengertian Lafadz ‘am dan Khas
      ‘Am menurut bahasa artinya merata, atau yang umum. Sedangkan menurut istilah ialah lafadz yang meliputi pengertian umum, terhadap semua yang termasuk dalam pengertian lafadh itu.
Dengan pengertian lain, ‘am adalah kata yang memberi pengertian umum, meliputi segala sesuatu yang terkandung dalam kata itu dengan tidak terbatas.Misalnya Al- Insan yang berarti manusia. Perkataan ini mempunyai  pengertian umum, jadi semua manusia termasuk dalam tujuan perkataan ini,sekali mengucapkan lafadz Al- Insan berarti meliputi jenis manusia seluruhnya. Jadi, dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwasanya keumuman merupakan bagian dari sifat – sifat lafadz. Karena keumuman adalah dalalah lafadz terhadap penghabisan seluruh satuan – satuannya.Sesungguhnya lafadz apabila menunjukkan pada satu individu atau dua individu, atau jumlah terbatas daripada individu – individu maka ia tidaklah termasuk lafadz umum[1].
          Adapun lafadz Khas  menurut bahasa ialah lafadz  yang menunjukkan arti yang tertentu, tidak meliputi arti umum, dengan kata lain, khas itu kebalikan dari `âm.
Menurut istilah, definisi khas adalah  lafadh yang diciptakan untuk menunjukkan pada perseorangan tertentu. Seperti Muhammad. Atau menunjukkan satu jenis, seperti lelaki. Atau menunjukkan beberapa satuan terbatas, seperti tiga belas, seratus, sebuah kaum, sebuah masyarakat, sekumpulan orang, sekelompok orang dan lain sebagainya yang terdiri dari lafadz yang menunjukkan sejumlah individu dan tidak menunjukkan terhadap seluruh individu. Artinya tidak mencakup semua, namun hanya berlaku untuk sebagian tertentu.[2]
     Bentuk-bentuk lafadz ‘am dan Khas
       Adapun bentuk- benuk lafadz yang mengandung arti ‘am dalam bahasa Arab banyak sekali, di antaranya adalah:
       a.    Lafadz  
كل  (setiap) dan جامع (seluruhnya).
Misalnya:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ:
           Artinya:“Tiap-tiap yang berjiwa akan mati”. (Ali ‘Imran, 185)
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا
          Artinya; “Dialah Allah yang menjadikan untukmu segala yang ada di bumi secara keseluruhan (jami’an)”. (Al-Baqarah:29)
Lafadz كل dan حامع tersebut di atas, keduanya mencakup seluruh satuan yang tidak terbatas jumlahnya.
        b.    Kata jamak (plural) yang disertai alif dan lam di awalnya.   Seperti:
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ
           Artinya: “Para ibu (hendaklah) menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi  orang yang ingin menyempurnakan penyusuannya”. (Al-Baqarah:233)
Kata al-walidat dalam ayat tersebut bersifat umum yang mencakup setiap yang bernama atau disebut ibu.
         c.    Kata benda tunggal yang di ma’rifatkan dengan alif-lam.
Contoh:
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
           Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Al_baqarah: 27) Lafadz  al-bai’ (jual beli) dan al-riba adalah kata benda yang di ma’rifatkan dengan alif lam. Oleh karena itu, keduanya adalah lafadz ‘am yang mencakup semua satuan-satuan yang dapat dimasukkan kedalamnya.
    d. Lafadz   Asma’ al-Mawsul. Seperti ma, al-ladhina, al-ladzi dan sebagainya. Salah satu contoh adalah firman Allah:
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
       Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang (al-ladzina) memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api  sepenuh perut dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala”. (An-Nisa:10)
   e.    Lafadz  Asma’ al-Syart (isim-isim isyarat, kata benda untuk mensyaratkan), seperti kata ma, man dan sebagainya. Misalnya:
وَمَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا خَطَأً فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ وَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ إِلَّا أَنْ يَصَّدَّقُوا
      Artinya : “dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah”.(An-Nisa’:92)
   f.    Isim nakirah dalam susunan kalimat naïf  (negatif),
seperti kata لَا جُنَاحَ dalam ayat berikut:
وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ إِذَا آَتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ
     Artinya: “dan tidak ada dosa atas kamu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya”. (Al-Mumtahanah:10).[3]
       Dengan demikian semua lafadz- lafadz tersebut ditetapkan dalam bahasa dengan suatu ketetapan yang hakiki untuk menunjukkan pada seluruh satuan – satuannya.
       Sedangkan  lafal khas bentuknya ada beberapa macam diantaranya:
-  Berbentuk muthlak yaitu lafal khas yang tidak ditentukan       dengan sesuatu.Contohnya, hukum zakat fitrah adalah satu sho’.
-  Berbentuk khas(muqoyyad) lafal khas yang ditentukan dengan sesuatu.Contohnya, masalah bersuci.
-  Berbentuk amr yaitu kata yang mengandung arti amar atau  berbentuk khabar,dan hukumnya wajib. Contonya, wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru.
-  Berbentuk nahiy yaitu mengandug arti larangan dan hukumnya haram.
2.    Macam-macam lafadz ‘am
  Melihat bentuk lafadz di atas, dapat diambil bahwa lafadz yang menunjukkan arti umum ada 3 macam, di antaranya adalah:
       a.    Lafadz ‘am yang yang tidak mungkin bisa  ditakhsis. Misalnya:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
     Artinya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. .( Hud:6).
Yang dimaksud adalah seluruh jenis hewan melata, tanpa kecuali.
        b. Lafadz ;am yang bisa ditakhsis, karena ada dalil dan bukti yang menunjukkan kekhususannya. Contohnya:
مَا كَانَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِنَ الْأَعْرَابِ أَنْ يَتَخَلَّفُوا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ وَلَا يَرْغَبُوا بِأَنْفُسِهِمْ عَنْ نَفْسِهِ
     Artinya: Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. (At-Taubah: 120).
Yang dimaksud ayat tersebut bukan seluruh penduduk Mekah, tapi hanya orang-orang yang mampu.
       c.    Lafadz ‘am yang memang di pakai untuk hal – hal yang khusus, seperti lafadz umum yang tidak ditemukan adanya tanda yang menunjukkan ditakhsis. Contoh:
وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ
         Artinya: Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru.( Al-Baqarah: 228).
Lafadz ‘am dalam ayat tersebut adalah al-muthallaqat (wanita-wanita yang ditalak), terbebas dari indikasi yang menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah makna umum atau sebagian cakupannya.[4]
  3.    Dalalah Lafadz ‘am dan Khas
         Jumhur Ulama, di antaranya Syafi’iyah, berpendapat bahwa lafadz ‘am itu dzanniy. Dalalahnya atas semua satuan-satuan di dalamnya. Demikian pula, lafadz ‘am setelah di-takhshish, sisa satuan-satuannya juga dzanniy dalalahnya, sehingga terkenallah di kalangan mereka suatu kaidah ushuliyah yang berbunyi:
مَا مِنْ عَامٍ إِلاَّ خُصِّصَ
        Artinya: “Setiap dalil yang ‘am harus ditakhshish”.
Oleh karena itu, ketika lafadz ‘am ditemukan, hendaklah berusaha dicarikan pentakhshishnya. Berbeda dengan jumhur ulama’. Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa lafadz ‘am itu qath’iy dalalahnya, selagi tidak ada dalil lain yang mentakhshishnya atas satuan-satuannya. Karena lafadz ‘am itu dimaksudkan oleh bahasa untuk menunjuk atas semua satuan yang ada di dalamnya, tanpa kecuali. Sebagai contoh, Ulama Hanaifiyah mengharamkan memakan daging yang disembelih tanpa menyebut basmalah, karena adanya firman Allah yang bersifat umum, yang berbunyi:
وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ
       Artinya: “dan janganlah kamu memakan binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya”. (Al-An`âm:121)
Ayat tersebut, menurut mereka, tidak dapat ditakhshish oleh hadits Nabi yang berbunyi:
المْسْلِمُ يَذْبَحُ عَلَى اسْمِ اللهِ سَمَّى أَوْ لمَ يُسَمِّ . (رواه أبو داود)
       Artinya; “Orang Islam itu selalu menyembelih binatang atas nama Allah, baik ia benar-benar menyebutnya atau tidak.” (H.R. Abu Daud)
Alasannya adalah bahwa ayat tersebut qath’iy, baik dari segi wurud (turun) maupun dalalah-nya, sedangkan hadits Nabi itu hanya dzanniy wurudnya, sekalipun dzanniy dalalahnya.
       Ulama Syafi’iyah membolehkan, alasannya bahwa ayat itu dapat ditakhshish dengan hadits tersebut. Karena dalalah kedua dalil itu sama-sama dzanniy. Lafadz ‘am pada ayat itu dzanniy dalalahnya, sedang hadits itu dzanniy pula wurudnya dari Nabi Muhammad SAW. [5]
      Dalalah khas menunjuk kepada dalalah qath’iyyah terhadap makna khusus yang dimaksud dan hukum yang ditunjukkannya adalah qath’iy, bukan dzanniy, selama tidak ada dalil yang memalingkannya kepada makna yang lain.
Misalnya, firman Allah:
فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ
        Artinya:” Tetapi jika ia tidak menemukan binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji..(Al-Baqaarah :196)
Lafadz  tsalatsah (tiga) dalam ayat di atas adalah khas, yang tidak mungkin diartikan kurang atau lebih dari makna yang dikehendaki oleh lafadh itu. Oleh karena itu dalalah maknanya adalah qath’iy dan dalalah hukumnya pun qath’iy.
Akan tetapi, apabila ada qarinah, maka lafadh khas harus ditakwilkan kepada maksud makna yang lain.
Sebagai contoh hadits Nabi yang berbunyi:
فِيْ كُلِّ أَرْبَعِيْنَ شَاةً شَاةٌ
       Artinya: “pada setiap empat puluh kambing, wajib zakatnya seekor kambing”.
      Menurut jumhur ulama, arti kata empat puluh ekor kambing dan seekor kambing, keduanya adalah lafadh khas. Karena kedua lafadh tersebut tidak mungkin diartikan lebih atau kurang dari makna yang ditunjuk oleh lafadh itu sendiri.
Dengan demikian, dalalah lafadh tersebut adalah qath’iy. Tetapi menurut Ulama Hanafiyah, dalam hadits tersebut terdapat qarinah yang mengalihkan kepada arti yang lain. Yaitu bahwa fungsi zakat adalah untuk menolong fakir miskin. Pertolongan itu dapat dilakukan bukan hanya dengan memberikan seekor kambing, tetapi juga dapat dengan menyerahkan harga seekor kambing yang dizakatkan.[6]

D. KESIMPULAN
1. Lafadz ‘am adalah lafadz yang bermakna umum, terhadap semua   yang termasuk dalam pengertian lafadz itu dan tidak terbatas pengertiaannya.Lafadz khas adalah lafadz yang menunjukkan arti tertentu, tidak meliputi arti umum.
     Bentuk – bentuk lafadz ‘am antara lain:
        Lafadz  كل  (setiap) dan جامع (seluruhnya), kata jamak (plural) yang disertai alif dan lam di awalnya, kata benda tunggal yang di ma’rifatkan dengan alif- lam, lafadz   Asma’ al-Mawsul, afadz  Asma’ al-Syart (isim-isim isyarat, kata benda untuk  mensyaratkan), isim nakirah dalam susunan kalimat naïf  (negatif), 
        Adapun lafal khas bentuknya ada beberapa macam diantaranya: berbentuk muthlak, berbentuk khas muqoyyad, berbentuk amr, dan berbentuk nahi.
2. Adapun macam – macam lafadz ‘am antara lain:
     Lafadz ‘am yang yang tidak mungkin bisa  ditakhsis, Lafadz ;am yang bisa ditakhsis, Lafadz ‘am yang memang di pakai untuk hal – hal yang khusus.
3. Dalalah Lafadz ‘am dan Khas
                 Jumhur Ulama, di antaranya Syafi’iyah, berpendapat bahwa lafadz ‘am itu dzanniy. dalalahnya atas semua satuan-satuan di dalamnya. Sedangkan dalalah  khas menunjuk kepada dalalah qath’iyyah terhadap makna khusus yang dimaksud dan hukum yang ditunjukkannya adalah qath’iy, bukan dzanniy, selama tidak ada dalil yang memalingkannya kepada makna yang lain.
E. PENUTUP
          Demikianlah makalah yang kami susun pada kesempatan kali ini. Karena kami       hanyalahmanusia biasa yang syarat akan kekhilafan – kekhilafan. Oleh karena itu saran dan kritik sangat kami harapkan.
         Semoga apa yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam mendalami ilmu usul fiqih dan kami minta maaf yang sebesar – besarnya.
F. DAFTAR PUSTAKA
      Abdulwahab Khallaf, Ilmu usul fiqih, Dina Utama, Semarang,1994
      Khoirul Umam, Achyar Aminudin, Ushul Fiqih 11, CV Pustaka Setia,Bandung, 2001
      Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih, CV Pustaka Setia, Bandung, 1997
       Ma’sum Zainy.dkk, Ilmu Ushul Fiqih, Darul Hikmah Jombang, 2008


[1] Khoirul Umam, Achyar Aminudin, Ushul Fiqih 11, CV Pustaka Setia,(Bandung:2001), hlm 61
[2] .Abdulwahab Khallaf, Ilmu usul fiqih, Dina Utama, (Semarang:1994), hlm 278
                                                                                               
[3] . Khoirul Umam, Achyar Aminudin op.cit, hlm. 68
[4] Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih, CV Pustaka Setia, (Bandung: 1997), hlm.153
[5] Abdulwahab Khallaf. Op.Cit ,hlm.282
[6] . Ma’sum Zainy.dkk, Ilmu Ushul Fiqih, Darul Hikmah,(Jombang:2008), hlm.206

Perjuangan Tidak Berhenti disini

Makan lagi yukkkkkk

Mengenai Saya

Foto saya
Nama saya badruzzaman ibnu arifin anak kedua dari 6 bersaudara. Ayahku bernama Zainal Arifin, maka itulah nama belakangku ada arifinnya yaa meskipun itu bukan nama marga tp aku cukup bahagia karena bisa setiap saat mengingat nya di setiap ada yang memanggil namaku. Oya gues.. Nama ibuku Shofia, ibuku itu orang yang paling sabar dan paling kuat, beliau termasuk inspirasiku.. Oya saya lahir di kota pati jawa tengah. Orang bilang kota pati adalah kota pensiun, mungkin karena kotanya yang sanga sepi, so, sangat cocok untuk singgah pensiunan.... Yaah, itulah sekilas tentang saya, sebenarnya masih sanyat panjang sih, next time akan sayq lanjutkan kembali.. Ok gues....
Diberdayakan oleh Blogger.